Otw dari rumah di daerah Bekasi Utara pukul 06.00 WIB berdua sama teman, sempet sarapan sama beli bensin dulu di pom bensin setiamekar (lewat rawa kalong/indopolren untuk ke jalan utama). Pukul 06.30 WIB tepat mulai perjalanan di jalan raya Diponegoro, Kab. Bekasi.
Mulai perjalanan pukul 06.30 WIB dari Jl Setiamekar menuju Jl Diponegoro untuk ke Karawang |
Perjalanan di pagi hari, lalu lintas ramai lancar karena hari Sabtu masih banyak karyawan yang berangkat kerja. Tentu hasilnya akan berbeda apabila perjalanan dilakukan pada hari biasa (baca : macet total). Selama perjalanan masih bisa melaju sekitar 40-50 Km/Jam. Namun terdapat perbaikan jembatan di daerah Cikarang sehingga sempat tertahan. Sebelumnya, saya sempat berfikir untuk lewat Jl Kalimalang, namun saya kira jalan utama akan lancar saja. Macet ini tidak terlalu menjadi masalah besar karena sepeda motor masih mudah untuk melaluinya.
Pukul 07.15 WIB tepat saya sudah sampai di Kab. Karawang. Sepanjang jalan saya ngebut dengan leluasa sekitar 60 Km/Jam karena sudah sering ke Karawang. Tetapi selepas daerah Plaza Tuparev, saya sama sekali belum pernah melintasinya dengan sepeda motor sehingga hanya berani melaju sekitar 40 Km/Jam. Sempat ada razia juga sehingga saya semakin gak berani ngebut, hehehe.
Pada Jl. Kosambi, saya melihat ada papan jalan menunjukkan jarak menuju Cikampek masih sekitar 9 Km. Lalu di dekat pasar kosambi, terdapat papan petunjuk bahwa belok kanan menuju Purwakarta, Google Maps teman saya juga menunjukkan bahwa sebaiknya belok kanan. Maka saya ikuti.
Belok kanan di Jl H Bakri. Ini adalah jalan alternatif menuju Purwakarta via Jl Industri |
Muara dari jalan ini adalah jalan utama Purwakarta dan pusat kota. Nanti akan tiba di pertigaan, kiri menuju pusat kota dan kembali ke Karawang, kanan menuju Padalarang dan Bandung.
Muara dari Jl Industri, jalan utama |
Pukul 09.10 WIB sampai di perbatasan Kab. Bandung Barat. Trek yang dihadapi masih sama namun pemandangannya sudah agak berbeda. Di daerah Cikalong Wetan, nampak pemandangan alam yang indah, perkebunan, hutan, jalan tol, serta jalur kereta api. Perlu ditingkatkan kewaspadaan dan hati-hati agar tetap memperhatikan jalan. Meski begitu, saya tetap berani ngebut 70 Km./Jam karena menikmati sensasi setiap kelokannya dan agar mempercepat waktu.
Sampai pada akhirnya tiba di daerah Padalarang, tepatnya Stasiun Padalarang, jalanan mulai lurus kembali dan menurun. Setelah melewati persimpangan Padalarang dimana belok kiri untuk masuk tol, belok kanan untuk ke Cianjur dan Puncak, serta lurus untuk menuju Cimahi dan Bandung. Jalanan ini macet dan saya hanya bisa merayap sekitar 20 Km/Jam.
Melewati Kota Cimahi, jalanan semakin macet dan tidak ada gapura perbatasan sehingga saya tidak sempat mencatat waktu. Sebenarnya jalanan ini akan sangat cepat dilalui jika lancar karena hanya trek lurus menurun.
Akhirnya saya tiba di Kota Bandung pukul 10.30 WIB karena macet yang merayap di Padalarang-Cimahi. Saya menuju Jl. Soekarno-Hatta karena menghindari jalanan dalam kota Bandung, saya takut macet dan takut nyasar karena banyak jalan searah.
Turun menuju Jl Soekarno-Hatta Bandung, berharap tidak macet, tapi..... |
So, perjalanan menuju Bandung via Purwakarta naik sepeda motor cukup seru. Melalui jalan ini akan melewati :
Kota Bekasi - Kab. Bekasi - Kab. Karawang - Kab. Purwakarta - Kab. Bandung Barat - Kota Cimahi - Kota Bandung
Tingkatkan kewaspadaan serta stamina yang prima. Saya cukup mengisi bensin full tank pertalite untuk bisa sampai di bandung dengan jarum baru mencapai merah (belum habis total, masih bisa dipakai sekitar 10 Km lagi)
Nantikan post berikutnya untuk perjalanan pulang melewati Jalur Puncak!