Selamat Datang!

Selamat Datang dan terima kasih saya ucapkan kepada pengunjung blog sederhana saya ini! Blog saya isinya singkat saja, jadi tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang informasi yang saya buat. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan kata

Minggu, 20 Mei 2018

Catatan Perjalanan Sepeda Motor : Ke Depok dari Bandung via Puncak

Kita kembali lagi dengan catatan perjalanan sepeda motor! Kali ini merupakan catatan perjalanan pulang dari Bandung menuju Depok. Kenapa Depok? padahal sebelumnya saya berangkat dari Bekasi. Jadi, pada 7 Oktober 2017 saya memang berangkat ke Bandung dari Bekasi dengan teman saya, namun ia memilih untuk pulang duluan naik bis dan saya memutuskan untuk menginap dulu di kos kawan untuk menghemat tenaga. Yah awalnya saya cukup kecewa, tetapi untungnya adalah bisa mengeksplorasi jalur baru bagi saya dan bisa langsung pulang ke kos saya di Depok.

Saya memulai perjalanan dari salah satu pom bensin di penghujung Jl. Soekarno-Hatta daerah Cibiru untuk mengisi full bensin Soul GT saya, sholat zuhur digabung ashar, dan juga membeli beberapa perbekalan makanan kecil. Saya sempat bertanya kepada petugas SPBU mengenai jalur terbaik untuk ke arah Cimahi, ia menyarankan untuk lewat Cicaheum saja (jalur atas). Tetapi saya tetap memilih untuk lewat Soetta seperti saat berangkat. Start mulai pukul 14.00
Perkiraan lokasi start, salah satu SPBU di Jl. Soekarno-Hatta,Cibiru
Dan benar saja, saya sangat menyesal tidak mengikuti saran petugas tadi. Jl. Soekarno-Hatta luar biasa macetnya ditambah lampu merah infinite. Keadaan juga semakin memburuk dengan turunnya hujan. Saya sudah menyerah dan memilih berbelok ke kanan di persimpangan Buah Batu.
Simpang Buah Batu, Simpang ke-3 Jl. Soetta dari arah timur (dari arah Cibiru)
Sejujurnya saya tidak tau kemana saya akan terbawa, yang jelas adalah saya ingin menemukan jalur utara tempat yang disarankan oleh petugas SPBU tadi. Namun rupanya saya bermuara di Jl. Asia Afrika, jalan protokol di Bandung. Jalan ini cukup macet tapi saya masih bisa merayap (tidak seperti di Soetta-_-). Dari jalan tadi cukup belok kiri ikuti papan petunjuk jalan dan akan melewati Museum Konferensi Asia Afrika (Gedung Merdeka), dan berbagai bangunan klasik lainnya.
Jl. Asia Afrika, keindahan kota Kembang dengan bangunan klasiknya
Akhirnya saya berhasil keluar dari kota Bandung pukul 15.00. Seperti perjalanan berangkat, saya butuh waktu satu jam untuk melalui kota ini dari ujung ke ujung. Ikutilah papan jalan menuju Cimahi, Padalarang, Purwakarta/Jakarta. Tinggal lurus saja melalui kota Cimahi. Jalur ini ramai lancar dan ada pengalihan arus searah di dekat alun-alun Cimahi, ikuti saja papan jalan atau pengemudi lain.
Persimpangan ujung barat kota Bandung menuju Cimahi
Saya sampai di simpang Padalarang sekitar pukul 15.30 karena sudah terdengar azan ashar. Disini adalah perempatan dimana lurus adalah jalan searah dari Purwakarta, kanan masuk Tol Padalarang, dan kiri menuju Cianjur. Bagi kalian jika ingin menuju Purwakarta juga harus belok kiri, nanti akan ada papan untuk belok ke arah kanan di daerah pasar menuju Cikalong Wetan dan Purwakarta. Saya memilih untuk belok kiri dan lurus terus menuju Cianjur.
Persimpangan Padalarang
Selepas persimpangan ini belok kiri, kita akan menemukan beberapa pasar. Jalanan ini cukup ramai karena merupakan jalan nasional rute 3 yang menghubungkan Merak melalui Banten, Sukabumi, Bandung, dan melewati jalur selatan Jawa.

Di daerah Citatah, jalanan akan mulai naik turun dan banyak belokan seperti jalan perbukitan pada umumnya. Berhati-hatilah karena banyak truk juga di daerah sini. Pemandangan jalan menurut saya tidak se indah Purwakarta, dimana kita bisa melihat jurang dengan perkebunan menghampar dan juga jalan tol cipularang dari bawah. Jalan ini kebanyakan terlihat perbukitan batu dan tambang semen. Banyak debu disini.

Selepas jalan perbukitan yang melelahkan, kita akan menemui jalan lurus nan sepi yang semakin lama mulai tidak rata. Rupanya ini adalah perbatasan Kab. Bandung Barat - Kab. Cianjur. Kedua kabupaten ini dipisahkan sungai besar dengan pemandangan yang indah. Masuk Kab, Cianjur, kita akan disambut dengan taman Asmaul Husna. Setelah itu, jalanan tetap lurus namun semakin ramai.

Sekedar info, bagi kalian yang ingin mencoba jalur alternatif menuju Jakarta, Bekasi Selatan, dan Depok dapat juga melalui Jl. Cibogo-Cinangsi, nantinya akan melewati Cariu, Transyogie, Jonggol, Cileungsi, dan berakhir di Jl. Alternatif Cibubur. Tadinya saya sempat berfikir untuk lewat sini, tetapi karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.30, saya agak ragu karena takut akan melintasi jalan ini di malam hari. Mengingat ini adalah jalur alternatif yang pastinya sepi, saran saya adalah jika ingin mencobanya lewatlah di pagi atau siang hari.
Belokan ke kanan setelah pasar Tungturunan, Sukaluyu, akan membawa anda menuju jalur alternatif Jonggol menuju Jakarta
Next, saya memutuskan untuk tetap lurus lewat jalan utama saja. Lalu akan sampai di Cianjur kota yang ramai. Nantinya akan menemukan persimpangan besar dimana lurus untuk ke Sukabumi, kanan ke pusat kota Cianjur, dan kiri untuk ke Bogor/Jakarta via Puncak.
Persimpangan menuju Cianjur, Sukabumi, Puncak, dan Bandung
Saya sempat beristirahat dulu di pom bensin untuk menyegarkan kepala dan juga mengisi perut sedikit mengingat saya baru saja menempuh sekitar 80 km, dan masih harus menempuh 80 km berikutnya dengan trek puncak yang lebih menantang ditambah macetnya karena saat itu adalah hari minggu. Saya tiba di pom bensin tersebut pukul 16.50. Cukup normal menempun setengah perjalanan selama 2 jam 50 menit. Saya melanjutkan perjalanan pukul 17.00 tepat dengan estimasi google maps akan tiba di tujuan pukul 21.00.

Perjalanan masih dalam jalan lurus, tetapi setelah beberapa km mulai menanjak dan banyak bus bertuliskan jurusan 'Jakarta-Cianjur via Puncak'. Suhu mulai menurun dan angin berhembus kencang. mulailah saya berada di jalur puncak. Perjalanan masih normal hingga saya menemui kemacetan di pasar Cipanas. Hujan turun begitu derasnya di tengah kemacetan memaksa kami untuk mengenakan raincoat. Macet yang luar biasa dari Cibodas hingga kebun teh diperburuk dengan hujan deras membuat jalur ini kehilangan keindahannya.

Jalanan mulai agak lengang selepas kebun teh hingga Cisarua. Sebelum melewati pasar Cisarua yang terkenal selalu macet, rupanya hujan berhenti dan jalanan lancar. Saya sangat bersyukur akan hal ini. Azan maghrib berkumandang selepas pasar Cisarua dan saya memilih untuk melanjutkan perjalanan.

Sebelum sungai, ada belokan besar di kanan. Ikutilah jalannya bersama pemotor lain menuju Bukit Pelangi
Setelah menemukan berbagai 'kejadian' di jalan seperti orang terpleset, tersenggol bis, dan pertengkaran, saya memilih untuk sholat di mushola salah satu SPBU karena mungkin ini peringatan dari Allah swt.. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.40, saya memilih menggabung maghrib dengan isya sebelum melanjutkan perjalanan. Google maps menyarankan saya untuk lewat Bukit Pelangi-Babakan Madang-Sentul karena akan sampai pukul 21.00. Apabila lewat Bogor kota (lewat kebun raya-Jl. Raya Bogor) akan sampai pukul 23.00. Setelah bertanya-tanya dengan petugas SPBU dan Polantas sekitar, saya memutuskan untuk lewat Bukit Pelangi.


Daerah perumahan dan padang golf Bukit Pelangi
Rupanya jalanan ini tidak sesuai perkiraan saya. Jalanan sangat gelap, agak licin karena habis hujan, dan berkelok cukup parah. Saya benar-benar buta akan jalan ini dan hanya mengikuti rombongan pemotor lain. Jika tertinggal, habis sudah. Yang saya takutkan adalah selain buta akan jalan, kemungkinan terjadi kasus kejahatan juga sangat tinggi. Jadi usahakan kendalikan kecepatan dan posisikan diri berada di tengah rombongan. Berhati-hati juga apabila berposisi di paling depan karena sangat gelap jadi kita tidak tau kapan akan belok atau jika ada lubang. Apabila berada di posisi terbelakang, usahakan tingkatkan kecepatan untuk berada di tengah.

Sentul City, akhir dari jalan tadi
Setelah menghadapi jalanan yang tidak terkira tadi, saya berakhir di daerah perumahan elite Sentul City. Disini tinggal ikuti saja papan penunjuk arah menuju pintu tol Lingkar Luar Bogor

Bundaran bertuliskan 'LOVE' bersiap untuk belok kanan
Apabila sudah menemukan bundaran dengan tulisan 'LOVE' di tengahnya, kita berbelok ke arah kanan menuju Sentul International Convention Centre (SICC), ambillah jalur kanan ke sebuah jalan kecil (jangan masuk ke SICCnya). Lurus terus.

Jalan ini cukup ramai dengan banyak truk karena merupakan daerah penghasil semen. Berhati-hati dan gunakan masker penutup hidung. Jangan memaksakan untuk menyalip truk.
Belok kiri di depan Sirkuit Sentul, lewat kolong tol Jagorawi menuju Jl. Alternatif Sentul
Kendalikan kecepatan ketika mulai mendekati Sirkuit Sentul. Ambil kiri lewat kolong tol untuk menuju Jl. Alternatif Sentul. Sampai di perempatan dimana lurus menuju Stadion Pakansari, kiri menuju Bogor kota, kanan menuju Cibinong, Depok, Jakarta. Ambil kanan dan kini kita sudah berada di Jalan Raya Bogor.

Sisanya jalanan cukup ramai lancar menuju Depok dan saya benar-benar tiba di kos tepat pukul 20.55, Google Maps cukup akurat, hehe.

Oke, jadi apabila dari Bandung menuju Depok melalui Puncak dan Bukit Pelangi, kita akan melewati :
Kota Bandung - Kota Cimahi - Kab. Bandung Barat - Kab. Cianjur - Kab. Bogor - Kota Depok

Bandung - Cimahi : 1 jam
Cimahi - Bandung Barat : 15 menit
Bandung Barat - Cianjur : 1 jam 15 menit
Cianjur - Bogor : 2 jam
Bogor - Depok : 2 jam 30 menit
*semua waktu dihitung berdasarkan perkiraan, pengalaman pribadi disesuaikan dengan traffic saat itu, dan dihitung dari perbatasan

1 komentar:

Translate

Entri Populer